Menu

Mode Gelap

Pendidikan

SDN 33 Mataram Menggelar Peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW

badge-check


					SDN 33 Mataram Menggelar Peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW Perbesar

MATARAM – Penghujung bulan Rajab 1446 H SDN 33 Mataram menggelar peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW, di halaman sekolah, Jum’at (31/01/2025). Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Kepala SDN 33 Mataram, Samsul Huda dalam sambutannya mengulas pelajaran yang bisa diambil dari peringatan hari besar Islam Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW.

“Melalui peringatan Isra’ Mikraj ini kita bisa lebih memperhatikan sholat kita, apa sudah disiplinkah kita dalam mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari”, ujar Huda.

Isra’ Mikraj menurut Huda bukan sekedar peristiwa biasa namun didalamnya terdapat makna yang mendalam bagaimana kesungguhan kita dalam penghambaan kepada Allah SWT.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari jalan kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, memaknai perintah sholat sebagai bentuk kesadaran diri bahwa kita adalah hamba yang harus menyembah kepada Allah SWT”, jelasnya.

Ia berharap usai penyampaian uraian hikmah Isra’ Mikraj ini, keluarga besar SDN 33 Mataram mampu lebih fokus memperbaiki diri untuk lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang.

“Syaitan itu selalu menggoda kita agar selalu dalam kesesatan, semakin kita jauh dari Allah semakin syaitan itu bahagia dan mendekat sebaliknya semakin kita dekat kepada Allah maka syaitan akan menjauh takut kepada orang-orang mukmin”, katanya.

Sementara itu guru pendidikan agama Islam, Supardi menjelaskan uraian hikmah tentang Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW. Ia mengajak semua yang hadir untuk senantiasa beriman kepada Allah dengan sungguh-sungguh.

“Tanda seseorang itu beriman kepada Allah adalah ketika ia senantiasa menegakkan sholat lima waktu, itulah hakikat dari perayaan Isra’ Mikraj yang kita peringati hari ini”, urai Supardi.

Peristiwa Isra’ Mikraj kata Supardi, bukanlah peristiwa biasa melainkan peristiwa yang luar biasa membutuhkan keimanan untuk mempercayainya.

“Jika tidak ada iman dalam diri kita niscaya kita tidak akan percaya terhadap peristiwa Isra’ Mikraj sebab tidak mampu dipikirkan oleh nalar manusia. Bagaimana mungkin perjalanan menembus tujuh lapis langit hanya dalam satu malam sementara para ilmuan saja membutuhkan alat canggih dan waktu yang lama untuk pergi ke bulan”, ungkapnya.

Oleh karena itu tegas Supardi, peristiwa ini merupakan inti dari ajaran Islam karena bukan hanya menerima perintah sholat lima waktu namun juga menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia kecuali dengan keimanan.

“Maka tegakkanlah sholat lima waktu karena sholat adalah tiang agama, jika kita lalai dan tinggalkan maka sama saja meruntuhkan islam”, pesannya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending di Pendidikan