Detikmandalika.com – Mataram – Keluarga besar SD Negeri 33 Mataram menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H / 2024 M di halaman sekolah, Jum’at (20/09/2024). Acara tersebut di hadiri oleh Ketua Komite SDN 33 Mataram H. Muhammad Ali Irpan, Pengawas Dinas Pendidikan Kota Mataram H. Agus Salim, dan Pengawas Kementerian Agama Kota Mataram H. Muksin sekaligus memberikan uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW.
Koordinator acara Supardi menuturkan, Maulid digelar sebagai refleksi dan pengingat untuk warga sekolah agar senantiasa mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW.
“Selain penyampaian uraian hikmah Maulid oleh pengawas dari Kemenag, acara ini juga akan di isi dengan penampilan hadroh dan sholawat dari anak-anak, pembacaan tilawatil qur’an, puisi dan penyampaian ceramah tentang Maulid dari murid”, beber Supardi.
Dalam uraiannya tentang Maulid, Pengawas Kemenag Kota Mataram H. Muksin menerangkan beberapa hal kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terkahir dari Allah SWT penutup para Nabi dan Rasul sebelumnya.
Pertama tuturnya, kelahiran Nabi Muhammad SAW dirangkaikan dengan peristiwa bersejarah yakni pemusnahan tentara bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah oleh burung Ababil yang saat itu hendak ingin menghancurkan Ka’bah sebagai kiblat Ummat Islam. Peristiwa tersebut dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Fil ayat 1-5.
Kedua tutur H. Muksin, kehadiran Nabi Muhammad SAW saat itu di Mekkah membawa kegembiraan dan harapan bagi kaum perempuan Arab karena ajarannya sangat memuliakan kaum perempuan.
“Dalam Sirah Nabawiyah dijelaskan bahwa kaum Arab sebelum lahir Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan buruk yakni mengubur hidup-hidup anak perempuan ketika ia baru lahir, bagi mereka anak perempuan adalah aib, sebaliknya anak laki-laki dipandang sebagai keberuntungan, maka sejak hadirnya Nabi Muhammad SAW tradisi kebiasaan jelek tersebut dihilangkan karena Islam meletakkan derajat yang sama antara laki-laki dan perempuan, yang membedakan mereka hanyalah Takwa”, jelas H. Muksin.
Ketiga lanjutnya, Nabi Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT untuk memperbaiki ahlak bagi Ummat manusia.
“Innamaa bu’itstu laa tammima makaarimal akhlaq yang artinya “sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Al-Baihaqi).
“Kesuksesan itu sesungguhnya bukan lahir dari kecerdasan otak semata, melainkan hadir dari akhlak yang mulia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman”, jelasnya.
Kemudian yang keempat kata H. Muksin, Nabi Muhammad SAW diutus bukan hanya untuk bangsa Arab saja melainkan di utus untuk membawa rahmat bagi seluruh Ummat manusia dan seluruh alam. Hal tersebut sesuai firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Ambiya ayat 107 yang berbunyi “wama arsalnaka illa rahmatal lil’alamin” artinya: “Dan tidaklah Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW di utus bukan hanya untuk golongan bangsa Arab saja melainkan untuk seluruh Ummat manusia di dunia.
“Oleh karena itu, kita sebagai Ummat Nabi Muhammad SAW memiliki kewajiban untuk menebarkan kebaikan dan kebenaran ajaran Islam dengan akhlak yang baik, kata-kata yang lemah lembut dan penuh hikmah bukan dengan kata-kata kasar dan perilaku yang tidak baik”, ujarnya. (Red)