Detikmandalika.com – Mataram – Kabar mengejutkan datang dari salah satu sekolah terpencil di pesisir pantai kota Mataram SDN 47 Ampenan, pasalnya salah satu guru sekolah tersebut Winda Despita Dewi berhasil meraih Juara 1 Lomba Inovasi Daerah Kota Mataram tahun 2024 kategori inovasi daerah bidang pendidikan pada HUT Kota Mataram Ke-31 yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dari tanggal 3 Maret hingga 31 Agustus 2024 lalu.
Piala kejuaraan diserahkan langsung oleh Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana usai pelaksanaan upacara peringatan HUT Kota Mataram ke-31 di Lapangan Umum Sangkareang Kota Mataram. Perlombaan tersebut diikuti oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Mataram, termasuk dinas Pendidikan kota Mataram.
Usai menerima piala dari Wali Kota Mataram, Winda Despita Dewi mengaku bersyukur dan bahagia, tidak menyangka ia akan menerima penghargaan kejuaraan tingkat kota Mataram tersebut.
“Senang sekali dan tidak menyangka karena ini pertama kalinya mengikuti lomba dan langsung mendapatkan Juara 1 dan rasanya bangga karena bisa menghasilkan inovasi yang nantinya bermanfaat untuk banyak orang khususnya bidang pendidikan”, ujar Winda penuh bahagia.
Ia berharap dengan adanya inovasi ini bisa mengurangi adanya indikasi kekerasan atau bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah.
Sementara itu Kepala SDN 47 Ampenan Siti Khaironi merasa bangga atas capaian yang ditorehkan oleh gurunya tersebut. Ia berharap ini bisa menjadi motivasi bagi guru guru yang lain untuk bisa melakukan yang terbaik dan mempersembahkan prestasi yang unggul.
“Bagi kami ini prestasi yang sangat spesial karena dipersembahkan oleh guru yang sekolahnya berasal di pinggir kota pesisir pantai, ini menunjukkan mutu pendidikan tidak selamanya hadir dari sekolah megah di tengah kota tapi bisa jadi hadir dari sekolah pinggir kota di pesisir pantai seperti SDN 47 Ampenan ini”, tutur Khaironi.
Menurut Khaironi, inovasi dalam pendidikan itu sangat penting untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah karena minimnya inovasi bisa menyebabkan proses pembelajaran berjalan secara kaku dan tidak kreatif.
“Inovasi itu menjadikan seseorang menjadi kreatif, maka harapannya inovasi ini semoga bermanfaat bukan hanya untuk di sekolah kami, namun juga bisa digunakan oleh sekolah sekolah lain di seluruh indonesia karena inovasi ini tidak semua siswa bisa mengungkapkan perasaannya dengan bercerita”, ujarnya. (Red)